Round Table Discussion Agustus 2018 : Fraud Detection Using Data Analytics

Forum diskusi bulanan ACFE Indonesia Chapter, Round Table Discussion (RTD), telah digelar Jumat (24/08/2018) lalu berkat kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan diikuti lebih dari 200 peserta. Agenda yang bertempat di Auditorium Siwabessy ini mengangkat topik “Fraud Detection Using Data Analytics” dengan menghadirkan S. Alexander BP Sianturi, Board Member sekaligus Treasurer ACFE Indonesia Chapter serta Partner EY Forensics Indonesia, sebagai Narasumber.

Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, Heru Arnowo, dalam sambutan pembukaan menyampaikan ungkapan terima kasih kepada ACFE Indonesia Chapter yang telah memberi kesempatan kepada Kementerian Kesehatan sebagai host RTD untuk kedua kalinya. Heru juga menyampaikan bahwa topik RTD ini sangat menarik untuk diikuti dan mendorong suatu organisasi, terutama para auditor, untuk menerapkan analisis data dalam upaya mendeteksi adanya fraud.

“Implementasi data monitoring/data analysis dan surprise audit sangat berkorelasi tinggi terhadap penurunan kerugian karena fraud dan durasi menemukan terjadinya fraud. Organisasi yang mengimplementasikan data monitoring/data analysis mengalami kerugian yang lebih rendah yaitu 52% serta 58% lebih cepat menemukan adanya fraud daripada organisasi tersebut tidak mengimplementasikan data monitoring/data analysis”, demikian Heru mengutip hasil penelitian ACFE yang tertuang dalam Report to the Nations 2018.

Alexander Sianturi dalam paparannya menyoroti kondisi saat ini, sering diistilahkan dengan revolusi industri era keempat, yang banyak berbicara tentang data, terutama data digital. Menyikapi hal tersebut, Alex menjelaskan bahwa ACFE bersama COSO telah menerbitkan Fraud Risk Management Guide yang salah satu komponennya yaitu Risk Assessment. Dalam komponen ini, data analytic technique menjadi kunci ketika melakukan mapping terhadap suatu risiko dan menentukan respon yang tepat terhadapnya. Disampaikan pula bahwa data analytic procedures harus dilakukan secara proaktif dalam kegiatan pengendalian (control activity) terhadap suatu aktivitas organisasi. Alex menambahkan bahwa data analytics sejatinya tidak hanya digunakan untuk keperluan fraud detection maupun fraud prevention tetapi juga di antaranya bermanfaatkan untuk fungsi marketing, ekonom bahkan dokter sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Sebagai bahan diskusi, Alex berbagi proses digital forensic, data mining, analisis data serta tools yang dapat digunakan serta informasi terkait Focus Group Discussion (FGD) program pencegahan kecurangan dalam Jaminan Kesehatan Nasional yang tengah diinisiasi Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan bersama KPK yang dalam penyusunannya perlu menerapkan data analytics.

Di penghujung acara, Kementerian Kesehatan yang diwakili Inspektur Investigasi, Rarit Gempari, menyerahkan cinderamata kepada Alexander Sianturi. (acfe-ic_publikasi)

2018-09-12T11:45:48+07:00 August 29th, 2018|