Diskusi pertama NAFC 2019 dengan topik “Fraud Prevention in e-Commerce and Millennial Business” cukup menarik perhatian karena menghadirkan public figur, Helmi Yahya dan CDD Subsidiary Management PT KAI (Persero), Taufikurrahman, sebagai panelis.
Helmi Yahya, seorang akuntan yang lebih dikenal sebagai entertainer, didapuk sebagai Direktur Utama LPP TVRI sejak 27 November 2017. Jabatan tersebut membuatnya bekerja dan berpikir ekstra guna memastikan transformasi TVRI. Transformasi diperlukan karena TVRI kalah bersaing di dunia pertelevisian seiring dengan lahirnya stasiun-stasiun TV swasta maupun platform media digital lainnya di Indonesia.
“Dalam bidang media televisi, TVRI adalah korban disrupsi paling parah”, ungkap Raja Kuis di Indonesia ini.
Berdasarkan observasi Helmi, setidaknya ada kondisi 4T di tubuh TVRI yang membuatnya kalah bersaing. Keempatnya yaitu tua umurnya, tua SDM-nya, tua peralatan dan sarana pendukungnya serta tua-tua pemirsanya. Hal ini membuat TVRI lambat dalam mengantisipasi perkembangan zaman sehingga kalah dari pendatang baru yang menawarkan sajian-sajian yang lebih fresh dan berpotensi ditinggalkan pemirsanya. TVRI juga kurang dalam hal regenerasi, sedangkan model SDM yang cenderung “kolonial” yang tidak up to date justru membuat TVRI tidak mampu menghasilkan karya yang dapat menjawab kebutuhan “millennials” selaku konsumen terbesar bisnis penyiaran saat ini
Materi yang disampaikan Taufikurrahman terkait fraud prevention di era teknologi informasi sangat relevan dengan kondisi saat ini. Taufik mengetengahkan perlunya perilaku CCTV sebagai salah satu sarana bagi pelanggan dalam mencegah online fraud yaitu “Careful, Check, Test and Verify”. Keempat perilaku tersebut menjadi faktor penting karena risiko yang menyertai era digital ini sangat berhubungan dengan keamanan data pribadi dan juga keamanan finansial.